🏮 Apa Pesona Pembangunan Tempat Ibadah Di Desa Balun Lamongan
beragamadalam bidang agama di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kami menggunakan beberapa metode penelitian yaitu, metode literatur, metode penyebaran angket, wawancara langsung, observasi, dan dokumentasi. Munculnya pluralitas beragama di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten
MelihatPersiapan Menyambut Nyepi di Desa Balun Tahun Ini. Melihat Persiapan Menyambut Nyepi di Desa Balun Tahun Ini
Diwilayah tersebut ada sebuah komplek yang memiliki tiga tempat peribadatan sekaligus, yaitu dua gereja dan satu masjid. Tiga tempat ibadah itu adalah Gereja Kristen Pasundan (GKP), Gereja St Servatius, dan Masjid Agung Al Jauhar Yasfi. Ketiganya berdekatan dan hanya berjarak sekitar 100 meter.
Bacajuga: Wisata Pancasila di Desa Jrahi, Nikmati 4 Spot Menarik Ini “Satu kampung ini ada tiga tempat ibadah, dan sangat akur sekali. Sampai dijuluki Desa Balun adalah Desa Pancasila karena keberagaman Bhinneka Tunggal Ika-nya bisa diacungi jempol,” seorang traveler Haryanto Agus dalam kanal Youtubenya seperti dikutip, Selasa (1/5/2021),
DesaBalun di Lamongan, Jawa Timur yang selama ini dikenal sebagai Desa Pancasila kini dinobatkan sebagai desa wisata religi. Desa Balun layak. Beranda; Minggu, 28 April 2019 nug Headline, Travel 7055 0. Rumah ibadah berdiri berdampingan di kawasan Desa Balun di Lamongan, Jawa Timur sehingga dikenal sebagai desa Pancasila | Foto: google.
PROPOSALPEMBANGUNAN TALUD JALAN }); Latar Belakang Jalan merupakan sarana transportasi perekonomian masyarakat yang sangat vital, sehingga sangat perlu mendapat pemeliharaan yang maksimal. Jalan poros Desa Klakahkasihan adalah fasilitas sarana penghubung antar desa, jalan alternatif antar desa, jalan lintas desa, antar dukuh dan jalan
Masjidatau mesjid adalah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan mesjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau. “Aku ingin membangun masjid ini di atas air, sebab singgasana Tuhan berada di atas air. Sehingga orang yang beriman akan mendatanginya untuk sembahyang dan memuji Sang Pencipta sembari
EditorPythag Kurniati. GRESIK, Populasi Rusa Bawean atau Axis kuhlii di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur yang terancam punah, justru diprediksi sedang mengalami peningkatan ketimbang tahun sebelumnya. Kepala Resort Konservasi Wilayah (RKW) X Gresik-Lamongan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur Agus Ariyanto
AkreditasiLIPI Nomor : 408/AU2/P2MI-LIPF/04/2012 Volume 11, Nomor 3, Juli - September 2012 DINAMIKA PENANGANAN GERAKAN KEAGAMAAN Pemikiran dan Gerakan Keagamaan Mahasiswa: Merebaknya Radikalisme Islam di Kampus Arifuddin Ismail Harmoni dalam Keragaman: Konstruksi Perdamaian dalam Relasi Islam - Katolik Sunda Wiwitan di Kali Minggir
rIawA. LAMONGAN, - Setiap 1 Juni diperingati warga di seluruh Indonesia sebagai Hari Lahir Pancasila. Beberapa tahun masyarakat mengenal Desa Balun di Kecamatan Turi, Lamongan, dengan julukan 'Desa Pancasila'. Julukan yang disematkan bukan secara tiba-tiba, melainkan atas Kebinekaan dan toleransi beragama yang terjaga dengan baik di desa juga Terima Dosis Vaksin PMK, Pemkab Lamongan Prioritaskan untuk Sapi Potong Desa Balun terletak tidak jauh dari poros Jalur Pantura Lamongan atau sekitar 1 kilometer dari Jalan Raya Surabaya-Tuban. Desa tersebut dihuni oleh warga dengan penganut agama Islam, Kristen dan Hindu, yang telah hidup berdampingan secara rukun dan damai. Kerukunan kehidupan umat beragama ini, sudah berlangsung setengah abad lebih. Bahkan, keharmonisan umat beragama yang terjadi di Desa Balun tergambar dari letak tempat ibadah umat Islam, Kristen dan Hindu, yang berada dalam area tidak jauh dari lapangan, atau sekitar 200 meter dari balai desa masjid Miftahul Huda, Gereja Kristen Jawi Wetan, dan juga Pura Sweta Maha Suci. Baca juga Finis di Posisi Ke-10, Ananda Rigi, Pebalap Asal Lamongan, Penuhi Target di MXGP Samota ARFAH Masjid Miftahul Huda yang terletak berdampingan dengan Pura Sweta Maha Suci di Desa Balun, Kecamatan Turi, Lamongan, Jawa Timur. *** Local Caption *** Masjid Miftahul Huda yang terletak berdampingan dengan Pura Sweta Maha Suci di Desa Balun, Kecamatan Turi, Lamongan, Jawa Timur. Masjid Miftahul Huda yang biasa digunakan warga muslim di Balun, terdapat di sebelah barat lapangan. Hanya terpisah oleh jalan lingkungan selebar empat meter, berdiri Pura Sweta Maha Suci yang merupakan tempat ibadah bagi umat Hindu desa setempat. Sementara bangunan gereja bagi tempat ibadah warga Kristen, terletak berhadapan dengan masjid Miftahul Huda, sekitar 70 meter menghadap ke arah barat. Baca juga Besok Pilkades Serentak 61 Desa di Lamongan, Polisi Siapkan Tim Khusus Tindak Pengacau
Lamongan - Toleransi di Desa Balun, Kecamatan Turi, Lamongan terpupuk dengan baik. Desa ini dikenal masyarakat dengan sebutan Desa Pancasila. Sebutan ini terpatri karena sikap toleransi masyarakatnya yang tinggi meski berbeda desa ini didiami pemeluk agama Islam, Hindu, dan Kristen yang rumah ibadahnya berdampingan. Sebutan sebagai Desa Pancasila memang sudah lama disematkan ke desa yang hanya berjarak sekitar 4 km dari pusat kota Lamongan ini bermula ketika banyak mahasiswa dan peneliti yang datang ke desa. Mereka datang untuk meneliti keunikan desa dengan 3 agama yang masyarakatnya hidup rukun, damai dengan toleransi yang tinggi. "Sebutan sebagai Desa Pancasila ini bermula ketika banyak mahasiswa dan peneliti yang datang ke desa ini dan menyebutnya sebagai Desa Pancasila karena rukunnya 3 umat berbeda agama di sini," kata salah seorang warga Desa Balun, Sutrisno, Selasa 8/6/2022.Gereja yang lokasinya bersebelahan dengan tempat ibadah lain di Desa Pancasila Lamongan Foto Eko Sudjarwo/detikJatimSementara itu, Kepala Desa Balun, Kusyairi mengatakan, ada 3 agama yang hidup berdampingan di desanya, yaitu Islam, Kristen dan Hindu. Rumah ibadah ketiga umat beragama ini pun berdampingan dan hanya dipisahkan lapangan dan jalan sini ada Masjid Miftahul Huda dengan menara dan arsitekturnya yang indah. Masjid ini baru diresmikan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi pada Selasa 7/6/2022 malam. Di sebelah masjid, ada bangunan Pura Sweta di seberang masjid yang hanya dipisahkan oleh lapangan desa, berdiri Gereja Kristen Jawi Wetan GKJW."Setiap tahun rutin kita juga menggelar peringatan Hari Lahir Pancasila yang dihadiri tokoh dan umat lintas agama, dan untuk tahun ini baru kita gelar pada Selasa malam 7/6/2022," kata Mbah Alun, Tokoh Penting di Desa Balun
Lamongan - Sejak lama Desa Balun di Lamongan dikenal sebagai Desa Pancasila karena keragaman pemeluk agama yang hidup berdampingan secara damai. Kini desa tersebut dinobatkan sebagai desa wisata religi. Kepala Desa Balun Khusyairi mengatakan, pada dasarnya Desa Balun sudah memiliki potensi yang bisa dikembangkan. Jadi ketika dikelola dengan benar akan semakin memberi dampak yang baik pula pada masyarakat."Desa Balun sangat layak diresmikan sebagai Desa Wisata Religi. Karena sudah memiliki embrio, kebudayaan dan kesenian yang bisa menarik wisatawan," kata Kusyairi saat peresmian Desa Balun sebagai desa wisata religi, Sabtu 27/4/2019. Menurut Kusyairi, Desa Balun selama ini mendapat julukan desa Pancasila karena kemajemukan warganya. Di Desa Balun, meski berbeda keyakinan keagamaan tetapi bisa hidup menambahkan, di Desa Balun hidup berdampingan 3 pemeluk agama. Yaitu Islam, Kristen dan Hindu."Hidup rukun dan damainya 3 pemeluk agama di desa kami ini semoga bisa menjadi nilai jual dalam menarik minat wisatawan untuk datang ke Desa Balun sambil melakukan penelitian," imbuhnya. Selain rukunnya 3 pemeluk agama, lanjut Kusyairi, potensi wisata lainnya yakni budaya. Kusyairi berharap, budaya atau potensi yang dimiliki Desa Balun akan dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menjadi daya tarik wisatawan."Kami juga punya agenda tahunan semacam pawai Ogoh-ogoh yang banyak dikunjungi masyarakat dari luar Kota Lamongan. Kami juga punya kesenian karawitan dan banyak budaya lain yang bisa kita gali," tutur Kusyairi yang berjanji akan mengemasnya dengan baik untuk meningkatkan APBDes. Bupati Lamongan Fadeli menyampaikan, penobatan Desa Balun sebagai desa wisata religi ini dirasa tepat. Pasalnya, selama ini Desa Balun sudah dikenal menjadi salah satu ikon Lamongan yang sudah sampai ke tingkat nasional dan mendunia."Inilah yang menjadi ikon-nya Lamongan, salah satunya di Desa Balun ini yang memang perlu terus kita angkat. Dengan harapan potensi yang kita kembangkan ini bisa menjadi ikon atau kekuatan yang ada di desa ini menjadi inspirasi di desa-desa lain. Ikon-nya Lamongan terus bertambah lagi, desa-desa wisata bertambah lagi, menginspirasi desa-desa yang lain," kata Bupati Lamongan, Fadeli saat peresmian Desa Balun sebagai desa wisata menambahkan, mereka sengaja me-launching desa wisata religi untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan ketenaran Balun sebagai desa wisata dan Desa Pancasila. Ia berharap peresmian ini akan mendorong banyak desa di Lamongan untuk semakin sadar dalam mengembangkan potensi desa."Kita tunjukkan Desa Balun ini menjadi ikon-nya agama-agama dan kebersamaannya. Kita bayangkan, di sini ada masjid, di depannya ada gereja, di sebelahnya ada pura. Tapi bisa hidup berdampingan, guyup, rukun, bahkan lebih rukun daripada di tempat lain," imbuh Desa Balun sebagai desa wisata religi di Lamongan merupakan hasil inisiasi dari para mahasiswa Universitas Bhayangkara Ubara yang sedang menjalani KKN Tematik di desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan Turi itu. Peresmian tersebut, kata Rektor Universitas Bhayangkara Brigjen Pol purn Edy Prawoto, tidak hanya mengembangkan budaya dan tradisi di Desa Balun tetapi menjadi tonggak kebangkitan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat."Saat ini mungkin aspek budayanya lebih dulu, tapi nanti akan berkaitan dengan aspek ekonomi. Yang mana aspek ekonomi akan menjadi daya jungkit desa ini yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat," ujar Edy. Peresmian Desa Balun sebagai desa wisata dimeriahkan berbagai kesenian daerah yang digali dari kearifan lokal. Sejumlah kesenian daerah tersebut di antaranya Tari Jejer dan Tari Gambyong. Acara ini juga dihadiri Sekkab Lamongan Yuhronur Efendi, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Ismunawan serta sejumlah Kepala OPD dan ditutup dengan doa bersama tiga tokoh agama di Desa Balun. sun/bdh
apa pesona pembangunan tempat ibadah di desa balun lamongan